Susah
Berdoa Senang Berduit
Mahmud
Suyuti
Sekjend
Jam’iyah Khalwatiyah Syekh Yusuf al-Makassariy
Doa adalah bermohon
sesuatu kepada Tuhan (QS.
al-Mu’min/40: 60), yakni meminta bantuan dari-Nya (QS. al-Baqarah/2:23). Doa merupakan ibadah (QS.
Yunus: 10:106) dan Nabi saw bersabda al-doa’u mujjul ibadah (doa sebagai
inti ibadah), sehingga Tuhan memerintahkan hamba-Nya berdoa (QS. al-Mu’min/40:
60) karena dengan doa seorang hamba memperlihatkan
kepatuhan dan ketundukan kepada-Nya, karena dengan doa itu seorang hamba
menyatakan kerendahan diri di hadapan-Nya dalam mengharapkan kasih sayang-Nya.
Persoalannya kemudian, seringkali terjadi pada seorang hamba jika berdoa,
menurutnya bahwa doanya tidak diterima. Dengan kata lain, secara realitas
memang banyak orang berdoa dan doanya seakan tidak didengar oleh Tuhan.
Sebaliknya, banyak pula orang yang berusaha tanpa doa tetapi usahanya berhasil
dengan baik, sehingga dipersepsikan terwujudnya cita-cita didasarkan pada usaha
dan kerja maksimal seseorang, padahal setiap usaha yang dilakukan ada faktor X
di luar kalkulasi, yakni sebab di luar perhitungan manusia.
Boleh jadi kegagalan usaha yang dipastikan berhasil, dapat juga mengalami
kegagalan karena gangguan orang lain yang tidak senang atas usaha itu, padahal
kerapkali tidak diketahui akan atau tidaknya gangguan tersebut. Di sinilah doa
menjadi penting karena merupakan permohonan kepada Tuhan agar meridhai dan
melindungi usaha yang dijalankan dari gangguan-gangguan yang berada di luar
jangkauan untuk mencegahnya.
Ada kasus menarik yang dialami oleh salah seorang teman bernama si A. Dia
berbisnis tanah dengan keyakinan keuntungan ratusan juta rupiah di depan mata.
Dia berjanji untuk memberikan sekian persen dan teman lain di sekitar dijanji
pula untuk mendapatkan “uang dengar”. Sebelum pisah, dia berkata “besok pagi
transaksi akan dilakukan, doakan saya ya ustad”. Besok harinya dia menelpon
dengan suara sedih dan hampir menangis mengatakan bisnisnya gagal total. Uang
ratusan juta diterima pihak lain bernama B yang lebih duluan transaksi dari
teman tadi. Beberapa hari kemudian ketahuan bahwa si B setiap harinya rutin
berdoa dan selalu minta didoakan oleh mursyid (guru spiritual) agar segala
urusannya yang dimuluskan. Lain dengan si A, selain jarang berdoa, juga baru
kali itu minta didoakan.
Berdasarkan kasus tersebut, dipahami bahwa setiap doa diterima oleh Tuhan,
buktinya si B berhasil dan tentu dikarenakan faktor doanya sendiri yang
didukung oleh doa mursyid. Intinya Tuhan mengabulkan doa seorang hamba selama
yang bersangkutan selalu berdoa dan didoakan. Demikianlah pentingnya amalan doa
secara rutin bagi setiap hamba sebagaimana si B. Berbeda dengan A, nanti berdoa
jika dalam keadaaan tertentu, terutama jika ada urusan penting atau hajatan
besar.
Kegagalan seseorang dalam berusaha, disebabkan dua syarat utama yakni doa
dan usaha. Itulah sebabnya disunnahkan sebelum melaksanakan sesuatu misalnya
perdagangan diawali dengan doa dan saat proses perdagangan berlangsung
diperlukan usaha maksimal dalam menjalankannya, yakni kerja keras, rajin,
hemat, jujur dalam bertransaksi. Setelah mencapai keuntungan dari
perdagangannya, sukses dan berhasil, maka harus kembali berdoa sebagai tanda
syukurnya kepada Tuhan, Zat Maha Kuasa yang telah memberi kelancaran dalam
perdaganganya.
Kenyataannya, banyak orang berdoa saat dilanda kesulitan, saat menghadapi
musibah dan malapetaka. Namun, saat dalam keadaan tenang dan bahagia dengan
kekayaannya, saat hartanya berlimpah, saat sukses dalam usahanya, justru lupa
berdoa. Ini digambarkan oleh Tuhan dalam firman-Nya, “apabila manusia ditimpa bahaya, dia berdoa kepada Kami
dalam keadaan berbaring, duduk, atau berdiri. Tetapi setelah Kami hilangkan
bahaya itu daripadanya, dia (kembali) melalui (jalannya yang sesat),
seolah-olah dia tidak pernah berdoa kepada Kami untuk (menghilangkan) bahaya
yang telah menimpanya. Begitulah orang-orang yang melampaui batas…” (QS.
Yunus/10: 12).
Demikianlah kebanyakan manusia, pada waktu mereka dalam susah, maka mereka
selalu berdoa setiap saat, di tengah-tengah pekerjaan mereka berdoa, di tengah
perjalanan mereka berdoa dan meningkatkan ibadahnya. Bahkan ada yang berdoa
setiap satu jam sekali. Mereka yang kesulitan mendapat rezeki materi, juga
berdoa setiap saat. Tingginya intensitas berdoa ini, mereka lakukan manakala mereka
dalam susah. Tetapi begitu mereka terlepas dari kesusahan, mereka sudah lupa
untuk berdoa. Begitu mereka mendapatkan duit yang banyak, mereka lupa mengingat
tentang Siapa yang mendatangkan duit, mereka menganggap bahwa apa yang
diperolehnya adalah karena benar-benar hasil susah payahnya, sehingga dia pun
susah berdoa saat berduit.
Duit yang banyak menyebabkannya senang, lupa bahwa yang mendatangkan
kesenangan baginya adalah Tuhan. Inilah contoh manusia yang kufur nikmat, hanya
mengandalkan dirinya sok jago, merasa kuat dan hebat, merasa serba bisa
sehingga tidak perlu bantuan dari-Nya. Inilah manusia yang susah berdoa, senang
berduit. Wallahul Muwaffiq Ila Aqwamit Thariq.