Senin, 04 Mei 2015

susah berdoa



Susah Berdoa Senang Berduit
Mahmud Suyuti
Sekjend Jam’iyah Khalwatiyah Syekh Yusuf al-Makassariy

Doa adalah bermohon sesuatu kepada Tuhan (QS. al-Mu’min/40: 60), yakni meminta bantuan dari-Nya (QS. al-Baqarah/2:23). Doa merupakan ibadah (QS. Yunus: 10:106) dan Nabi saw bersabda al-doa’u mujjul ibadah (doa sebagai inti ibadah), sehingga Tuhan memerintahkan hamba-Nya berdoa (QS. al-Mu’min/40: 60) karena dengan doa seorang hamba memperlihatkan kepatuhan dan ketundukan kepada-Nya, karena dengan doa itu seorang hamba menyatakan kerendahan diri di hadapan-Nya dalam mengharapkan kasih sayang-Nya.
Persoalannya kemudian, seringkali terjadi pada seorang hamba jika berdoa, menurutnya bahwa doanya tidak diterima. Dengan kata lain, secara realitas memang banyak orang berdoa dan doanya seakan tidak didengar oleh Tuhan. Sebaliknya, banyak pula orang yang berusaha tanpa doa tetapi usahanya berhasil dengan baik, sehingga dipersepsikan terwujudnya cita-cita didasarkan pada usaha dan kerja maksimal seseorang, padahal setiap usaha yang dilakukan ada faktor X di luar kalkulasi, yakni sebab di luar perhitungan manusia.
Boleh jadi kegagalan usaha yang dipastikan berhasil, dapat juga mengalami kegagalan karena gangguan orang lain yang tidak senang atas usaha itu, padahal kerapkali tidak diketahui akan atau tidaknya gangguan tersebut. Di sinilah doa menjadi penting karena merupakan permohonan kepada Tuhan agar meridhai dan melindungi usaha yang dijalankan dari gangguan-gangguan yang berada di luar jangkauan untuk mencegahnya.
Ada kasus menarik yang dialami oleh salah seorang teman bernama si A. Dia berbisnis tanah dengan keyakinan keuntungan ratusan juta rupiah di depan mata. Dia berjanji untuk memberikan sekian persen dan teman lain di sekitar dijanji pula untuk mendapatkan “uang dengar”. Sebelum pisah, dia berkata “besok pagi transaksi akan dilakukan, doakan saya ya ustad”. Besok harinya dia menelpon dengan suara sedih dan hampir menangis mengatakan bisnisnya gagal total. Uang ratusan juta diterima pihak lain bernama B yang lebih duluan transaksi dari teman tadi. Beberapa hari kemudian ketahuan bahwa si B setiap harinya rutin berdoa dan selalu minta didoakan oleh mursyid (guru spiritual) agar segala urusannya yang dimuluskan. Lain dengan si A, selain jarang berdoa, juga baru kali itu minta didoakan.
Berdasarkan kasus tersebut, dipahami bahwa setiap doa diterima oleh Tuhan, buktinya si B berhasil dan tentu dikarenakan faktor doanya sendiri yang didukung oleh doa mursyid. Intinya Tuhan mengabulkan doa seorang hamba selama yang bersangkutan selalu berdoa dan didoakan. Demikianlah pentingnya amalan doa secara rutin bagi setiap hamba sebagaimana si B. Berbeda dengan A, nanti berdoa jika dalam keadaaan tertentu, terutama jika ada urusan penting atau hajatan besar.
Kegagalan seseorang dalam berusaha, disebabkan dua syarat utama yakni doa dan usaha. Itulah sebabnya disunnahkan sebelum melaksanakan sesuatu misalnya perdagangan diawali dengan doa dan saat proses perdagangan berlangsung diperlukan usaha maksimal dalam menjalankannya, yakni kerja keras, rajin, hemat, jujur dalam bertransaksi. Setelah mencapai keuntungan dari perdagangannya, sukses dan berhasil, maka harus kembali berdoa sebagai tanda syukurnya kepada Tuhan, Zat Maha Kuasa yang telah memberi kelancaran dalam perdaganganya.  
Kenyataannya, banyak orang berdoa saat dilanda kesulitan, saat menghadapi musibah dan malapetaka. Namun, saat dalam keadaan tenang dan bahagia dengan kekayaannya, saat hartanya berlimpah, saat sukses dalam usahanya, justru lupa berdoa. Ini digambarkan oleh Tuhan dalam firman-Nya, apabila manusia ditimpa bahaya, dia berdoa kepada Kami dalam keadaan berbaring, duduk, atau berdiri. Tetapi setelah Kami hilangkan bahaya itu daripadanya, dia (kembali) melalui (jalannya yang sesat), seolah-olah dia tidak pernah berdoa kepada Kami untuk (menghilangkan) bahaya yang telah menimpanya. Begitulah orang-orang yang melampaui batas…” (QS. Yunus/10: 12).
Demikianlah kebanyakan manusia, pada waktu mereka dalam susah, maka mereka selalu berdoa setiap saat, di tengah-tengah pekerjaan mereka berdoa, di tengah perjalanan mereka berdoa dan meningkatkan ibadahnya. Bahkan ada yang berdoa setiap satu jam sekali. Mereka yang kesulitan mendapat rezeki materi, juga berdoa setiap saat. Tingginya intensitas berdoa ini, mereka lakukan manakala mereka dalam susah. Tetapi begitu mereka terlepas dari kesusahan, mereka sudah lupa untuk berdoa. Begitu mereka mendapatkan duit yang banyak, mereka lupa mengingat tentang Siapa yang mendatangkan duit, mereka menganggap bahwa apa yang diperolehnya adalah karena benar-benar hasil susah payahnya, sehingga dia pun susah berdoa saat berduit.
Duit yang banyak menyebabkannya senang, lupa bahwa yang mendatangkan kesenangan baginya adalah Tuhan. Inilah contoh manusia yang kufur nikmat, hanya mengandalkan dirinya sok jago, merasa kuat dan hebat, merasa serba bisa sehingga tidak perlu bantuan dari-Nya. Inilah manusia yang susah berdoa, senang berduit. Wallahul Muwaffiq Ila Aqwamit Thariq.